![]() |
Terminal Margahayu |
Sabtu, 19 November 2016
Terminal Margahayu pagi itu terasa panas. Matahari mulai memuncak,
para supir angkot hanya sedikit yang terlihat. Ada yang sedang bermain
tenis meja dan sebagian sedang duduk duduk sambil merokok serta
menengguk segelas kopi.
![]() |
Mensosialisasikan angkot pintar kepada supir angkot |
Saat itu kami sedang mensosialisasikan mengenai ANTAR (Angkot Pintar) yaitu semacam program yang bekerja sama dengan Dinas Perhubungan kota Bandung dalam penyediaan Angkot Baca. Jadi nantinya didalam Angkot itu ada Rak yang menyimpan koleksi Buku-buku untuk dibaca oleh para penumpang.
![]() |
Mengukur tempat yang akan ditarh rak buku |
Awalnya supir angkot terlihat keberatan, namun setelah kita jelaskan mengenai Program tersebut, supir angkot menjadi antusias terhadap program kami. Kita mendata beberapa Supir angkot dibantu oleh Dishub yang bertugas di Terminal tersebut.
![]() |
Salah satu supir angkot yang bersedia |
Setelah beres dari Terminal, kita menuju Heritage tempat angkot Stop berada, tepatnya dijalan Riau. Disana kami akan melakukan agenda rutin Rindu Menanti. Keadaan disana pada saat itu cukup ramai, mungkin dikarenakan sedang Weekand. Jadi jumlah pengunjung disana meningkat dari hari-hari biasanya.
Beberapa buku yang kita bawa dijejerkan pada bangku, lumayan banyak koleksi buku yang dibawa. Dari mulai Novel hingga buku pemikiran. Buku untuk bacaan anak-anak pun kami ada. Pada saat itu ada satu keluarga yang sedang berlibur, ada kakak beradik yang sangat ingin membaca. Untungnya kami membawa buku bacaan untuk anak-anak.
![]() |
Koleksi buku yang kita bawa |
Pada saat itu juga ada seorang pemuda, ia bercerita bahwa dia berasal dari Banjarmasin Kalimantan. Kedatang dia ke Bandung untuk bekerja, dan pada saat itu telah selesai kerjaannya. Dan ada juga seorang Dosen Sosiologi yang tertarik dengan kegiatan kita. Si Dosen memberikan banyak masukan kepada Kita.
Selepas Sholat Ashar kami pun menyudahi kegiatan. Pada saat itu aku teringat baru saja terkena musibah, Ban motorku bocor. Pada saat menanti pun aku sering bolak balik ke parkiran. Saking seringnya aku bolak balik ke parkiran, pada saat ingin pulang aku dicurigai oleh satpam. Pada saat itu motor tidak aku hidupkan, tetapi hanya didorong. Pada saat mendorong motor datang satpam menghampiriku. Ia menanyakan STNK, Alhamdulillah aku bisa menunjukannya.
Pada saat keluar parkiran hujan turun sangat deras, dengan masih mendorong motor aku langsung berlari menuju kantor Polisi. Disana kita numpang berteduh dan ikut nonton bareng pertandingan sepakbola Tim Nasional.
Dirasa hujan tak kunjung reda, aku memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan. Saat itu aku bersama Reynaldi. Karna Zein dan Vina sudah pulang duluan. Setelah bertanya pada bapak polisi tentang tukang tambal ban, kami pun melanjutkan perjalanan dengan masih mendorong motor.
Dari jalan Riau kemudian belok ke jalan Banda kami terus mendorong motor ditemani dengan rintik air hujan yang membasahi pakaian kami. Dari jalan banda lalu terus hingga menuju taman Musik. Disana kami kembali menanyakan tukang tambal Ban kepada penjual Pecel Lele. Setelah ditunjukan kami pun melanjutkan perjalanan, hingga akhirnya sampai kepada Jalan Sumbawa.
Di Jalan Sumbawa akhirnya kami menemukan tambal Ban. Tukang tambal yang terlihat sederhana. Tidak menggunakan bangunan, melainkan hanya sebuah terpal yang dijadikan Tenda. Tidak ada penerangan hanya sebuah senter kecil. Kami duduk dibangku kayu dibawah sebuah pohon. Saat itu gelap sudah turun, sambil menunggu aku pun berdiskusi dengan Reynaldi.
![]() |
Tambal ban ditemani hujan |
Tak berapa lama datanglah kedua pemotor. Bisa dibilang Ukhti, karena penampilan mereka sangat islami dengan kerudung yang panjang. Merasa kasihan aku pun menawarkan tempat duduk kepada mereka berdua tanpa berniat modus. Hanya berlandaskan keikhlasan dalam berbagi sesama muslim, lebih khusus kepada Wanita.
Waktu maghrib pun tiba, aku Izin Sholat ke Tukang tambal ban. Kebetulan masjid berada sangat dekat. Kami pun Sholat maghrib di jama dengan Sholat Isya. Setelah Sholat selesai kami kembali ke tukang tambal Ban, dan ban sudah beres ditambal. Pada saat itu aku tidak mempunyai uang sepeserpun. Reynaldi pun hanya mempunyai selembar uang. Mungkin dengan keajaiban Sholat akhirnya kami bisa membayar tukang tambal ban tanpa dengan ada masalah.
Kamipun melanjutkan perjalanan, pada saat itu ada acara liliwetan dirumah Pak Rosihan, Anak-anak yang lain sedang kajian di kampus, aku pun tidak ikut kajian tapi niat langsung ke rumah pak Rosihan. Malam dengan langit gelap sangat menyulitkanku dalam menjalankan motor, dikarenakan lampu motor ku yang memang redup.
Itulah alasan untuk beberapa kali kami kesasar, beberapa kali kita bolak-balik karena merasa kurang yakin akan jalan yang kita lalui. Hingga pada akhirnya kami berhasil menuju rumah pak Rosihan. Singkat cerita, anak-anak yang lain pun sudah berdatangan. Akhirnya Makan juga pikirku.. Karna Jujur hari itu aku belum menyentuh Nasi sama sekali, dikarnakan aku benar-benar tidak mempunyai uang sepeserpun, hanya bermodalkan Tanki bensin yang penuh.
Jam dua dini hari acara liliwetan pun selesai, dengan rasa kantuk kami pun berpamitan kepada pa Rosihan. Kami pun pulang bersama-sama. Ditengah malam yang sepi, dengan formasi motor yang ngebaris seperti anak-anak touring kami seperti Geng Motor. Aku merasa menjadi seperti Dilan, dan waktu itu melewati jalan Ciwastra - Buahbatu persis seperti Dilan bersama Geng motornya. Tapi sayang Kisah cintaku tak seperti Dilan.
Dipertigaan arah menuju kampus aku berpisah dengan rombongan karna harus mengantarkan Reynaldi pulang ke Rumah. Keadaan benar-benar sangat sepi. Sesepi hati Pembaca. Namun ku beranikan diri, setelah mengantar Reynaldi aku pun benar benar sendiri. Sendirian menuju kampus, dan dengan keadaan jalan yang benar-benar sepi. Akhirnya dengan tenaga Valentino Rossi aku pun sampai dikampus.
Ini kisahku dengan segala Suka duka citanya. Mana ceritamu???
Salam hangat para penanti klik disini untuk Follow Instagram rindu menanti
#rindumenanti #read #share #change #Ayomakmurkanhalte
Tidak ada komentar:
Posting Komentar